Bullying

Tulisan 2 Ilmu Budaya Dasar : Manusia dan Keadilan
Larasanti Dwi Permata
1PA06


Bullying atau biasa juga disebut penindasan adalah suatu tindak kekerasan yang bisa berupa fisik ataupun non fisik (psikologis) yang dilakukan satu orang atau kelompok bertujuan untuk menyakiti, mengganggu, menyiksa ataupun mengontrol orang yang menurut mereka lebih lemah. Pembullyan bisa mengakibatkan korbannya mengalami gangguan jiwa atau depresi berat dan bahkan tak jarang korban bully lebih memilih mengakhiri hidupnya karena tidak ini merasa tersiksa terus-menerus.
 Bullying sekarang sangat maraknya terjadi di lingkungan sosial khususnya anak-anak. Bullying lebih sering terjadi di lingkungan sekolah. Bagi pelaku bully, mereka mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka lakukan. Mereka merasa mendapat kepopuleran, merasa lebih kuat, lebih percaya diri karena ditakuti oleh orang lain. Padahal bully suatu tindakan yang sangat dibenci oleh orang lain. Tapi adapun alasan seseorang melakukan bullying karena merasa tersaingi atau iri kepada korban bully seperti merasa korban lebih cantik, lebih pintar, lebih disayang oleh guru. Pelaku bully tidak merasa bersalah atas perbuatannya karena merasa memiliki kekuasaan lebih dari pada korban dan merasa pantas memberi pelajaran untuk korban.
Pelaku bully sendiri cenderung berasal yang keluarga yang memiliki perekonomian tinggi, atau orang yang memang memiliki masalah khusus dengan korban bully. Namun tak jarang pula seorang pelaku bully berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Anak yang jarang mendapatkan perhatian dari lingkungan keluarganya, biasanya melampiaskan atau menyalurkan amarahnya pada lingkungan sosialnya.
Dampak yang diterima oleh pelaku bully akan mereka rasakan saat mereka masuk ke lingkungan baru. Mereka akan kesulitan membangun suatu hubungan pertemanan yang baru. Mereka juga akan sulit beradaptasi dengan lingkungan kerjanya karena dulunya terbiasa mengontrol orang lain. Bahkan sekarang banyak anak yang dulunya pelaku bully menjadi korban bully saat berpindah ke lingkungan baru.

Korban bully biasanya seseorang yang memiliki perbedaan, bisa perbedaan pada fisik, perilakunya atau kehidupan korban. Contohnya seperti seorang anak yang dihina karena ayahnya pemulung, atau anak yang dihina karena berbadan besar. Korban bully biasanya berasal dari keluarga yang memiliki perekonomian rendah, atau anak yang cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah, suka menyendiri ataupun anak yang susah bergaul.
Dampak yang terjadi saat seseorang menerima bully sangat banyak. Korban akan merasakan benci kepada diri sendiri karena kekurangan-kekurangan atau ketidakpuasan pada diri sendiri yang mereka anggap sebagai alasan mereka di bully. Korban juga akan merasa takut untuk melakukan interaksi sosial hingga korban lebih memilih untuk berdiam diri atau mengurung diri dirumah atau dikamar. Bahkan ada yang sampai melukai diri sendiri karena merasa depresi berat, dan tak jarang ada yang lebih memilih mengakhiri hidupnya lantaran tak tahan lagi menerima pembullyan.
Bully sendiri bisa berupa fisik atau non fisik (psikologis). Bully fisik seperti memukul, mendorong, mengancam secara fisik, menghancurkan atau mengambil barang korban. Bully non fisik (psikologis) seperti mengejek, menggosipi, membentak, mengucilkan, mengabaikan, mengolok-olok dengan sengaja, memanggil dengan sebutan yang bermaksud menghina keluarga atau fisik. Contohnya “awas-awas, anak tukang sampah lewat.” Atau “minggir-minggir eh, itu si gendut mau lewat ntar gak muat.”. Dan juga, dengan zaman yang sudah sangat maju oleh teknologi ini, bully pun bisa dilakukan melalui media sosial seperti menghina-hina seseorang melalui status, meneror melalui pesan singkat, email ataupun telepon.
Tapi dalam perkembangannya, bully sendiri dapat memberikan hasil positif bagi penerimanya. Itupun tergantung bagaimana bully yang diterimanya dan bagaimana sikap korban bully menerima pembullyan. Di zaman sekarang, ada orang-orang yang sengaja berupaya bertingkah laku atau melakukan sesuatu yang aneh dan mencolok agar dapat perhatian dari orang lain. Contohnya seorang anak sengaja melakukan gerakan-gerakan aneh depan teman-temannya, hingga teman-temannya memberi julukan yang aneh. Itu sebenarnya adalah suatu tindakan bully yang halus dan si penerima bullylah yang sebenarnya menarik orang-orang untuk membullynya. Hal ini memberikan hasil positif bagi penerima bully karena yang mereka lakukan bisa disebut sebagai cara mereka melakukan interaksi kepada lingkunganya tapi dengan cara yang unik. Dengan menerima bully, mereka mendapat kepuasan tersendiri karena mendapat perhatian dari banyak orang. Sikap mereka yang cuek saat menerima bully juga salah satu benteng agar tidak ada orang yang membully mereka secara berlebihan.
Cara yang paling baik agar kita tidak mengalami tindak kekerasan bully adalah dengan melakukan perubahan pada diri sendiri. Kita harus jadi lebih percaya diri dan berani melawan. Kita harus memberanikan diri untuk membela diri sendiri, kita juga harus berani mengekspresikan emosi dan pendapat-pendapat kita agar di dengar. Jangan bertingkah seolah-olah kalian lemah. Dengan begitu orang tidak akan memandang kita dengan remeh. Pencegahan tindak kekerasan bullying memang harus dilakukan dari dini. Pencegahan ini paling penting dilakukan di lingkungan keluarga. Pendidikan dari keluargalah yang paling berpengaruh untuk karakteristrik anak kedepannya nanti.

Komentar

Postingan Populer